UY0EvzZgeEEo4KiQ1NIivy9VYY1PQHFF9n6p7Enr
Bookmark

Mengenal Arti Filosofis Dan Makna Daksina Serta Bagian Bagiannya

Secara harfiah Daksina berarti Berkah-Nya atau Restu-Nya, ada juga yang mengartikan sebagai Dewata-Dewati. Namun yang jelas Tapakan Daksina adalah wakil dari dia yang disembah (yang dimaksud disini adalah Daksina pelinggih atau Daksina mepayas).

Berikut adalah maksud dan makna filosofis Daksina dan bagian-bagiannya:

1. Serembeng Daksina dari janur atau selepan difungsikan sebagai atau di Niyasakan sebagai Yoni.  Di Bhur Loka atau di Bumi ini dilambangkan dengan lautan samudra yang luas. Lapisan serembeng yang kedua terbuat dari ental adalah simbol penghuni isi bumi ini. Sedangkan lapisan serembeng yang ketiga terbuat dari slaka. dibungkus dengan wastra (pakaian), adalah simbol kekosongan ruang yang luasnya tak terbatas (udara).

2. Tapak Bara, sebagai simbol Swastika lambang perputaran alam atau roda bumi, dari pagi ke siang, dari siang ke malam dan kembali lagi ke pagi begitu seterusnya. Sehingga ada perhitungan Hari, Minggu, Bulan, Tahun dan sebagainya.

3. Benang tetebus adalah simbol garis bujur dari kutub utara. kekutub selatan (ini adalah benang tetebus yang terdapat dibawah Lingga/Kelapa). Sedangkan benang tetebus putih yang terdapat di atas Lingga Kelapa melambangkan garia Lintang Khatulisyiwa.

4. Beras adalah simbol kesuburan, atau sumber makanan yang tidak ada habis-habisnya. Karena bukankah makanan pokok penduduk Bali sebagian besar berasal dari beras?

5. Base tempelan simbol sabda, bayu, idep (perkataan atau suara, tenaga atau kekuatan, dan pikiran) dari penghuni makhluk hidup di Bumi.

6. Kelapa yang telah dikupas sabutnya adalah simbol Lingga yang menghidupkan seluruh makhluk hidup di Bumi. Lingga di atas Bumi biasanya dilambangkan dengan gunung. Kelapa yang terdiri dari 3 unsur yaitu lapisan tempurung, lapisan isi daging dan lapisan air adalah menyimbolkan alam bawah alam atas dan alam tengah (Bhur Loka, Bwah Loka dan Swah Loka), diistilahkan Bhuwana Agung.

7. Telur itik mentah adalah simbol Bhuwana Alit. Telur juga terdiri dari tiga lapisan yaitu: kuning telur, putih telur dan kulit telur. Tiga lapisan ini melambangkan Tri Sarira atau 3 lapis badan manusia atau makhluk hidup lainnya yaitu: Angga Sarira (badan kasar manusia), Stula Sarira (badan halus manusia) dan Sukma Sarira (Atman / badan penyebab).

8. Bijiratus / Jejantusan, isinya adalah biji-bijian antara lain: kacang kedelai, kacang hijau, kacang botor, kacang komak dan sebagainya. Biasa juga disebut isin carik. Makna dari bijiratus ini adalah membakar karma buruk masa lalu dengan menanam benih-benih karma baik. Jadi bijiratus adalah simbol mengubah karma buruk menjadi karma baik.

9. Pelawa peselan/dukun-dukunan, adalah terdiri dari jenis daun-daunan yang terdapat di hutan kemudian di ikat jadi satu dengan tali atau benang. Maknanya adalah makhluk hidup baik itu tumbuhan,binatang dan manusia terikat oleh hukum alam. Yaitu: lahir, hidup dan mati.

10. Kemiri, Pangi dan Telur, adalah simbol 3 mustika bumi yaitu: kemiri simbol bintang, pangi simbol bulan dan telur simbol matahari.  Telur salam daksina mempunyai dua fungsi yaitu sebagai bhuwana alit dan sebagai matahari. Matahari, bulan dan bintang dikatakan mustika bumi karena tanpa kehadiran mereka kehidupan di bumi akan musnah dan Pralaya.

11. Pisang san Tebu, adalah simbol dari buah hasil karya keringat dan kerja tangan. Dalam daksina pisang dan tebu cukup di isi satu iris kemudian ditaruh dalam kojong.

12. Uang Kepeng (Pis Bolong) berjumlah ganjil, adalah simbol penyatuan Siwa Budha . Uang kepeng mempunyai 2 sisi, disatu sisi terdapat huruf Sansekerta dan disi lainnya terdapat huruf Mandarin. Maksudnya adalah Lima nilai-nila ke Bhudaan ditempuh lebih dulu untuk menuju ke Siwa Loka.

13. Canang, adalah simbol penyerahan diri secara total kehadapan Ida Shang Hyang Widhi Wasa .

14. Cili/sumpang, kawat ditusuk bunga, jejahitan lelepe, jejahitan kekuwung, daun base beserta rantingnya, adalah simbol kemegahan dan keagungan seni budaya, serta wajib dipelihara dan dijaga.

Semakin banyak yang menghadirkan kekuatan Lingga-Yoni di Bumi, semakin tentram Bumi, tempat manusia berpijak, semakin sentosalah penghuni Bumi.

Posting Komentar

Posting Komentar