UY0EvzZgeEEo4KiQ1NIivy9VYY1PQHFF9n6p7Enr
Bookmark

Pura Prajapati | Tempat Memohon Kesehatan Dan Keselamatan Agar Terhindar Dari Wabah Penyakit

Menurut Lontar Śiwāgama; Usada Kayuktian; & Buddha Kecapi, karena kesalahan Umā dalam merawat putra-Nya (Kumara), kemudian Bhaṭāra Guru (Śiwa) memberi hukuman kepada Śakti-Nya untuk turun ke bumi & mengambil wujud sebagai Bhawānī Durgā yang beristana di setra (kuburan).

Saat Durgā sampai ke setra, ternyata sudah ada penghuninya yaitu Kālikā Māyā atau Kālī. Durgā & Kālī sesungguhnya adalah satu, yaitu perluasan pancaran energi dari Śakti (tenaga Tuhan), Kālī dipuja oleh penganut Tantra Kiri (Vāmā-cāra, ritual ekstrim) sedangkan Durgā oleh penganut Tantra Kanan (Dakṣiṇā-cāra, ritual kovensional).

Kālī-Durgā kemudian memanggil ke 5 perluasannya lagi (Pañca Prakṛti) yaitu: Sawitrī; Gāyatrī; Gangga; Śaci; & Gagar Mayang. Ke 5 Śakti itu kemudian menguasai ke 5 penjuru mata angin alam material sebagai Pañca Durgā. Karena tanpa pengawasan Śiwa (Tuhan, sebagai pengendali Śakti / kekuatan tertinggi), Pañca Durgā yang sebelumnya bersifat spritual (Yogamāyā) beralih menjadi energi material (Mahāmāyā) yang menyebabkan kesengsaran & pemberi ilusi (māyā) kepada makhluk hidup (paśu).

Dari Śrī Durgā menimbulkan penyakit melalui makanan & minuman, dari Durgā menimbulkan penyakit melalui pori-pori badan manusia, dari Durgā Suksmi menimbulkan penyakit melalui pernafasan. Śrī Aji Durgā menimbulkan penyakit melalui air, Dewī Durgā menimbulkan penyakit melalui ubun-ubun, & Kālikā Māyā (menurut Komang Gases) menimbulkan penyakit melalui tempat-tempat gelap, kolong tempat tidur, pekarangan rumah, & tempat-tempat yang rendah.

Untuk melepas kerinduan Śiwa dengan Śakti-Nya, kemudian Beliau turun ke dunia menjadi Kāla Rudra. Dari pertemuan Puruṣa (Tuhan) dengan Pradhāna (Śakti) maka lahirlah Bhaṭāra Kāla (sang waktu) & para pengikutnya (para bhūta) untuk mengisi ruang & waktu.

Untuk menghindari manusia dari gangguan-gangguan lahiriah itu, Śiwa mengeluarkan bhisama kepada umat manusia untuk membangun pura di tempat dimana Śiwa dengan Śakti-Nya bersenggama (setra), pura itu diberi nama Pura Prajāpati.

Pura ini berfungsi untuk meminta keselamatan agar terhindar dari penyakit ataupun untuk melindungi pertanian dari serangan hama.
Posting Komentar

Posting Komentar